KISAH MAJELIS ILMU NAHWU AL HABIB 'UMAR BIN HAFIDZ
★ﺻَﻞّ ﷲٌ ﻋَﻞِ ﺳَﻴﺪِﻧَﺎ ﻣٌﺤﻤّﺪ ★
Suatu saat, Syaikh al Karim Habib Umar pernah mengajar Ilmu nahwu dasar. Di situ terdiri dari
berbagai tingkatan murid, ada murid-murid yg memang baru kenal nahwu, ada murid yg sudah
mendalami nahwu, sampai ada guru guru pakar syariah yang sudah sangat mendalam ilmu
nahwu dan seluruh cabang lainnya, mereka semua ikut duduk hadir.
Lalu Syaikh al Karim Habib Umar memberi contoh fi'il Amr, (kata ganti untuk perintah), hanya
contoh kata saja, tetapi ketika beliau bersuara dengan nada yang sedikit di tekan, beliau
menyebutkan beberapa kata. Dan tiba-tiba para murid senior yang sudah jauh melewati nahwu
malah tertunduk menangis ketakutan.
Saya jadi bingung, ini kan pelajaran nahwu dasar, dan contoh yg diberikan hanya contoh fi'il
amr. Sayapun sudah tahu itu tapi diam saja karena tahu kedalaman ilmu beliau, namun kenapa
para guru-guru saya yang murid beliau juga, malah menunduk dan menangis ketakutan ?
Ternyata mereka mendalami makna ucapan itu. Meski Syaikh al Karim Habib Umar hanya
mengajarkan contoh saja kepada mereka yg masih belajar nahwu dasar, tapi contoh-contoh fi'il
itu sangat menghantam dengan pengajaran tajam pada para senior. Ucapan beliau beberapa
contoh fi'il amr adalah : Ikhsya' !, Ikhdha' !, Irqa' !, dan beberapa contoh lainnya.
Bagi yang pemahaman ilmu nahwunya baru kelas dasar mereka hanya mencatat selesai, tapi
para senior menangkapnya dengan lebih khusus, mereka menunduk ketakutan dan menangis
karena makna ucapan kalimat itu yang antara lain adalah : Ikhsya' !(khusyuklah !), Ikhdhah !
(tunduklah pada Allah !), Irqa' ! (dakilah tangga keluhuran !).
Para senior itu gemetar dengan kalimat kalimat itu, padahal, beliau hanya memberi contoh saja
pada mereka yang nahwunya di kelas dasar, tapi memberi ilmu makrifah pada yg kelas senior
dengan ucapan yang sama.
Demikian samudera ilmu, mengajar satu cabang ilmu, namun berbeda maknanya sesuai dengan
yang difahami dan ditangkap oleh masing masing tingkatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar