CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 22 Februari 2013

SINOPSIS CATATAN HATI DISETIAP SUJUDKU


Sinopsis
Membaca Catatan Hati disetiap Sujudku seperti menyusuri lorong-lorong keajaiban-Nya, membuat saya menangis dan bersujud lebih dalam (Ariesta Sabila, seorang istri)
Inspirasi dan semangatnya mengingatkan saya akan buku La Tahzan yang fenomenal itu (Helvy Tiana Rosa, Penulis, Dosen UNJ)
I have to say … that it is fantastic how Asma Nadia writes and touches the readers’ feeling, it is not a common “gift”..[smile]. It reminds me of one of my favorite classic writers: Jane Austen (author of the famous “Pride and Prejudice”), who had always tried to write “from her heart” and showed the very high spirit of a well-educated young woman. That is very rare… (Dr. rer. nat. Kartika Senjarini)

REMBULAN DIMATA IBU-ASMA NADIA

JUDUL BUKU:Rembulan di Mata Ibu
PENGARANG:Asma Nadia
PENERBIT:Mizan
JUMLAH HALAMAN:180
BULAN-TAHUN TERBIT:2002/Cetakan V

Novel ini merupakan novel Asma Nadia yang diterbitkan pada tahun 2002. Novel ini telah mendapatkan penghargaan dari Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional. Buku ini berisi dengan berbagai cerita-cerita pendek mengenai berbagai sisi kehidupan yang sering terjadi saat ini. Salah satu kisah yang terbaik, yang dijadikan sebagai judul novel ini yaitu “Rembulan di Mata Ibu”.
Kisah ini menceritakan mengenai kasih sayang seorang ibu yang bisa dilihat dari berbagai sisi. Kasih sayang seorang ibu yang tidak harus ditunjukkan dengan terus terang, namun bisa saja disembunyikan. Seorang ibu pastinya tidak mungkin tidak menyayangi seorang anak yang dikandungnya. Seperti dalam kisah ini, seorang anak perempuan yang bernama Diah, sebagai tokoh utama, dan ibunya(Ibu nya Diah) yang saling bersitegang setiap kali bertemu di dalam rumah. Setiap apa yang dilakukan oleh Diah, dari mulai pakaian, ucapan, dan tingkah laku, tidak pernah mendapatkan pujian dari sang ibu. Bahkan, ibunya selalu mencelanya dengan kata-kata yang melukai perasaannya. Salah satu contonya yaitu ketika Diah mengikuti kegiatan organisasi pemuda desa, ibunya selalu berkata bahwa kegiatan tersebut tidak ada gunanya. Pernah sekali, Diah berusaha menyenangkan hati ibunya, dengan cara memasakkan makanan untuknya. Namun, tak ada ungkapan terima kasih yang keluar dari mulut ibunya, yang keluar hanyalah kata-kata bahwa Diah hanya belajar dan terus belajar dan tidak pernah mencoba memasak. Hati Diah pun lelah mendengar kata-kata tajam yang menusuk. Hingga akhirnya, terdapat kesempatan bagi Diah untuk melanjutkan ke bangku kuliah. Ia belajar dengan sekuat tenaga agar bisa menjauh dari ibunya. Diah pun berhasil pergi melanjutkan pendidikannya. Hingga akhirnya ia sukses menjadi penulis dan menghasilkan uang yang dikirimkan setiap bulan untuk ibunya. Suatu hari, kakaknya, yang tinggal di desa mengirimkan surat mengenai ibunya yang sakit. Diah pun tertegun. Ia akhirnya memtuskan kembali ke rumahnya dulu untuk melihat ibunya walaupun masih dalam perasaan sedikit benci terhadap ibunya. Pertemuan keduanya bergitu mengharukan, yang mana ibunya selalu mendoakan setiap langkah yang Diah lakukan. Selama ini beliau keras terhadap Diah, agar Diah siap mengahadapi sulitnya hidup, dan menjadi wanita yang tegar yang tidak akan kalah dengan kesulitan yang menghadang. Beliau juga selalu menyimpan uang yang Diah berikan. Ibunya tidak pernah memakai uang tersebut sedikitpun. Uang itu ditujukan untuk pernikahan Diah. Diah kaget, bahwa selama ini ibunya selalu memperhatikannya dan menyayanginya.
Dari kisah ini dapat diambil hikmah bahwa seorang Ibu akan menyayangi anaknya sepanjang masa. Tidak mungkin perkataan seorang ibu tidak ada maksud yang baik di dalamnya.
Selain kisah di atas, buku ini juga menceritakan banyak kisah yang akan menyentuh hati setiap orang yang membacanya dan memberikan kesadaran kepada diri setiap orang hal yang baiknya.

CINTA DIUJUNG SAJADAH-ASMA NADIA

Namanya Makky Matahari Muhammad dan Cinta menyimpan nama itu dengan baik di kepalanya. Bukan karena salam yang diucapkan lelaki itu saat pertama bertemu. Tetapi karena kehadirannya membawa pelangi dalam hidup Cinta.

Belasan tahun menjalani hidup sebagai piatu, Cinta bahkan tidak tahu wajah ibunya. Ayah dengan sempurna melenyapkan setiap jejak perempuan terkasih itu. Saat Ayah menikah dengan Mama Alia, dan membawa dua saudara tiri, Cinta semakin tersisih.

Ketika surga terenggut dari hari-hari Cinta, lelaki itu hadir. Makky Matahari Muhammad yang humoris namun santun itu, mengenalkannya pada dunia lain yang memberi kebahagiaan. Hingga sebuah rahasia besar belasan tahun terbongkar dan Cinta harus menempuh perjalanan jauh yang memisahkannya dari laki-laki itu.

Ketika seluruh harapan menemui jalan buntu, Cinta berjuang. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang. Menelusuri jejak surga yang dirindukan hingga tuntas saat senja di Madinah

CATATAN HATI DISETIAP DOAKU-ASMA NADIA


Buku ini dibuka dengan tulisan dari Asma Nadia yang berjudul Catatan Doa Seorang Istri. Tulisan pertama ini berisi tentang seorang istri yang tetap sabar dan setia walau suaminya selingkuh dengan wanita lain dan berakhir bahagia karena akhirnya suaminya bertaubat. Sang Istri yakin bahwa Allah mungkin tak selalu memberi yang kita inginkan, tapi Dia selalu menyediakan yang kita butuhkan.
Selain itu, ada kisah menarik lainnya mengenai bisa pergi ke tanah suci hanya dalam kurun waktu 13 bulan sejak menabung pertama.
“ Jangan memaksa kehendak, tetapi menunjukkan keinginan yang kuat itu penting. Menabunglah! Ida akan lihat hasilnya di luar perhitungan. Percaya itu. Jangan hitung rezeki ALLAH dengan kalkulator manusia, ALLAH punya kalkulator yang jauh lebih canggih. “ Subhanallah!
Tulisan favorit saya di buku ini berjudul Doa Sang Pendaki yang ditulis oleh Aeron Tomino (adik Asma Nadia) yang isinya mengenai 4 ABG SMA yang mendaki Gunung Ciremai yang terkenal angker. Nahas, ketika turun gunung, keempat senter yang mereka bawa tidak bisa menyala padahal cuaca tak bersahabat, hujan deras, petir dan kilat sahut-menyahut. Parah, keempat laki-laki tersebut akhirnya terjatuh ke jurang, dua hari mereka berdiam karena tubuh mereka tidak bisa digerakkan, luka di sekujur tubuh, membeku oleh dinginnya cuaca gunung ciremai, berasa hampir mendekati ajal. Alhamdulillah Allah mendatangkan bantuan lewat regu penolong sehingga akhirnya mereka tertolong.
Ujian dan cobaan adalah proses menuju jenjang yang insyaAllah lebih baik jika kita mengetahui bagaimana harus menyikapinya.
Melalui buku ini, pembaca bisa belajar mengenai amalan-amalan yang menyebabkan doa dikabulkan yakni dengan banyak ber-istighfar, sholat sunah rowatib, dhuha, taubat, hajat, tahajud, witir dan shoum. Ketika kita punya hajat, yang kita mohon jangan hajat kita sendiri, tapi juga mohon keyakinan dari sisi-NYA, mohon dapat keagunganNya, keluasan kekayaanNYA, sehingga kita tentram dan jauh dari ragu. Serta ingatlah Hadist Qudsi: Jika dia mendekat padaKu sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasata. Jika dia mendekat padaKu sehasta, maka aku akan mendekatinya selengan. Jika dia mendekatiKu dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Setelah berikhtiar dan berdoa, maka kita harus tahu bahwa ALLAH mengabulkan doa dengan 3 cara: langsung dikabulkan, ditunda, diganti dengan limpahan rahmat yang lain. Dan jangan lupa untuk meminta dipilihkan yang terbaik oleh Allah untuk segala urusan kita.
Hal yang masih sering membuat saya risih adalah kenapa buku terbitan Asma Nadia selalu menampilkan fotonya, entahlah saya merasa kurang suka, mungkin lebih tepat jika ilustrasi saja.
Buku ini cocok untuk menemani waktu senggang kita. Happy reading!
Hasbiyallah wa ni’maal wakiil, cukuplah Allah bagiku dan Dia-lah sebaik-baik Zat yang mengurus.
Judul                                     : Catatan Hati Di Setiap Doaku
Pengarang                          : Asma Nadia
Tahun Terbit                      : 2012
Penerbit                              : Asma Nadia Publishing House
Jumlah Halaman              : 253
Kategori                               : Nonfiksi
Gunung  Sahari, Jakarta Pusat, 7 Juli 2012

ISTANA KEDUA-ASMA NADIA


"Aku telah merampas sesuatu yang paling berharga dari hidupnya. Dan sangat wajar jika perempuan ini datang dengan segunung lahar api. Hm... Koreksi. Aku tidak merampas apa pun, aku hanya memaksanya berbagi."Mei Rose.
"Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?" Arini.
Mungkin, dongeng seorang perempuan harus mati, agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan.
Arini adalah seorang muslimah, cantik, baik hati, lembut, lulusan IPB, seorang penulis. Hidupnya hampir selalu dikaitkan dengan kisah-kisah dongeng, dan ia mengibaratkan dirinya sebagai seorang puteri. Hidup bahagia, dengan suami yang mencintainya dan iapun mencintai suaminya. Hidup dengan anak-anak yang lucu. Ia seorang tipikal ibu rumah tangga yang sejati.
Andika Prasetya seorang bapak yang baik, dosen, dan memiliki kehidupan yang mapan.
Mei Rose, seorang wanita keturunan tionghoa, tidak terlalu cantik, hidupnya penuh dengan penderitaan, tinggal dengan tantenya yang tidak mencintai dia. Hidup yang keras membuat karakternya juga keras, gigih, hingga ia sampai pada kehidupan yang lumayan mapan. Namun keadaan mengubahnya, ketika ada laki-laki yang menipunya dan memaksanya menjadi orang tua tunggal.
Suatu ketika, keadaan memaksa Mei Rose dan Prasetya untuk bertemu, di pinggir jalan, dengan Mei Rose sebagai korban tabrak lari setelah mencoba bunuh diri, dengan baju pengantin yang lengkap dan berbadan besar. Atas dasar kemanusiaan, Pras menolongnya dan membawa kerumah sakit. Bayinya terpaksa dilahirkan dalam kondisi prematur.
Arini, sebagai seorang istri, ia memiliki kepekaan yang besar, namun ia tidak tahu mengapa. Hanya saja bahwa ia merasa ada sesuatu yang sedang terjadi. Mencurigai suaminya? Ia rasa itu di luar logikanya. Suaminya masih lelaki shaleh yang dikenalnya dulu. Tidak ada yang berubah sedikitpun.
Kecurigaan Arini terjawab ketika bagian keuangan dari kampus tempat suaminya mengajar menanyakan kabar karena ada kuitansi pembayaran obat yang dibayarkan oleh suaminya. Merasa tidak ada anaknya yang sakit selama enam bulan terakhir ini, maka Arini mengecek ke rumah sakit dan mendapatkan nomor telepon yang bukan nomor telepon rumahnya.
Suara itu tegas, jelas, dan riang. Ada celoteh seorang anak di dekatnya ketika perempuan itu menyapa, Hallo, Nyonya Prasetya disini.....
Ketika dia tidak tahu bagaimana harus memilih, hidup memilihkan jalannya sendiri. Arini kaku di tempatnya berdiri. Sosok lelaki yang selama ini menempati sisi hatinya paling dekat, tampak di seberang jalan, menggandeng seorang anak lelaki kecil. Wajahnya terlihat kebapakan ketika menepuk pantat si boca, dan menghalaunya lembut ke dalam mobil.
Seorang perempuan tersenyum cera, mengamati dari belakang. Si lelaki menoleh, tidak berapa lama keduanya saling menggenggam tangan, detik berikutnya mereka bertatapan dengan kedalaman yang hanya bisa dirasakan keduanya.
Jarak tiga puluhan meter. Dua pasang mata saling memandang. Sepasang mata terluka.Sepasang mata lain seperti mata hewan buruan yang tersudut ke dalam perangkap, nanap dan panik. "Arini...!" Arini menggigit bibirnya, dia telah menunggu terlalu lama. Arini pergi dengan taksi.
Pras ingin berlari. Mengejar sosok Arini yang tergesa pergi membawa lukanya. Searusnya tadi dia berlari memburu Arini, mengejar dan meraih tangan perempuan itu, meminta maaf. Sebaliknya, lelaki itu maa mematung di tengah jalan seperti orang linglung.
Bagaimana laki-laki bisa keilangan syukur atas hadiah terindah yang Allah berikan kepada mereka? Pras tidak tahu bagaimana semua bermula. Dia hanya tahu, ketika sudah terjadi, dia harus masuk dalam aturan main yang ditetapkan Tuhan padanya, agar tak ada maksiat, agar semua sah setidaknya dimata-Nya. Dan semula berawal dari simpati dan keinginan menolong perempuan malang itu....
Jalan Sriwedari nomor 26. Arini memandang ruma itu. Istana kedua Pras.
"Bisa saya bicara?"
Perempuan di depannya tidak mengangguk atau menjawab. Hanya tangannya membukakan pintu lebih lebar. Mereka masih berpandangan. Mengukur kekuatan. Tapi aura peperangan sudah mulai terasa.
"Jika hanya untuk diri sendiri, percayalah saya tidak akan memohon padamu."
"Saya mohon padamu"
"Aku tidak bisa." Jawab Mei Rose.
"Sejak dulu kamu punya segalanya Arini, orang tua, suami yang baik, karir kepenulisan yang bagus. Segalanya."
"Sementara satu-satunya hal baik yang pernah terjadi seumur hidupku, hanya Pras!"
"Dengan begitu banyak kebahagiaan, tidakka seharusnya kamu bersyukur dan bisa sedikit bermurah hati?"
Pada saat yang bersamaan Pras muncul. Sesaat mata lelaki itu menyala gugup melihat Arini.
Arini berhenti berlari. Tak lgi berusaha mengindar dari luka. Sebaliknya, seperti busa, tubu Arini perlahan mengisap anak-anak panah yang menyimpan perih itu semakin dalam, hingga menyatu dalam diri.
Luka.
Tak pernah abadi dalam diriku
Ia selalu seperti taman bunga
dengan bau kasturi
Dan aku bermain-main di dalamnya.

MENYIKAPI VMJ


Bismillah…
Bergerak dari rasa kepedulian dan keprihatianan, melihat fenomena yang terjadi saat ini, dimana maksiat sudah dianggap sebagai hal yang lumrah. Bahkan sebagian orang menganggap hal demikian adalah hal yang naluriyah, “jadi ya…ga munafik juga, itu manusiawi!” begitu tanggapan salah seorang mahasiswa universitas ternama di Indonesia. Yap.. pembahasan yang akan diulas kali ini tidak jauh dari “virus merah jambu”.
Virus merah jambu atau yang sering kita sebut “cinta” adalah hal yang tak akan habis-habisnya untuk dibahas. Setiap orang pasti pernah merasakan cinta, setiap orang ingin nyinta dan dicinta. Dan sebagian orang ada yang menjadikan cinta sebagai berhala. Naudzubillah.
Islam tidak pernah melarang siapapun untuk jatuh cinta, karna segala yang ada dalam dunia ini merupakan cerminan cinta Allah yang Maha Mencintai, mencintai makhluqnya sehingga Allah jadikan alam semesta ini dengan kesempurnaan dan sebaik-baiknya penciptaan. Namun bagaimana dengan perasaan cinta kepada lawan jenis yang sering kali melanda hati manusia ???
Tidak ada larangan, dan itulah fitroh manusia. Bahkan Fatimah putri kesayangan Nabi Muhammad pun telah jatuh cinta kepada Ali bin Abi Tholib saat pertama kali bertemu juga Zulaikha yang tergila-gila pada Nabi Yusuf karna pesona ketampanan Nabi Yusuf yang luarbiasa. Maka dari itu fenomena cinta ini merupakan hal yang naluriyah, saya tegaskan kembali bahwa adanya perasaan cinta dalam diri manusia itulah yang naluriyah. Akan tetapi tidak jarang orang yang salah dalam menindak lanjuti perasaan naluriyah ini sehingga kemuliaan cinta yang awalnya bersifat manusiawi kini berubah menjadi hewani.
Mengapa demikian ? Fenomenanya, ketertarikan dengan lawan jenis ini dilanjutkan dengan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama kita, islam. Bahkan bagi mereka yang menjalaninya menganggap bahwa “pacaran” hukumnya sah-sah saja dan manusiawi. Kembali pada perintah yang jelas tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwasanya Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS.Al-Isra : 32 )

Dalam ayat ini memang tidak secara langsung menegaskan bahwa pacaran itu dilarang, namun pada realitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pacaran merupakan pintu gerbang yang paling mudah untuk memasuki jurang perzinahan. maka sangatlah pantas jika pacaran dikategorikan sebagai implementasi perzinahan, bahkan menurut teori psikoseksual pacaran merupakan salah satu bentuk pelampiasan seksual.
Ini berarti pengkategorian pacaran sebagai salah satu bentuk perzinahan telah dibenarkan oleh teori-teori yang ada, karena faktanya orang yang menjalani pacaran sangat jarang terhindar dari aktivitas: saling bersentuhan, saling memandang, berkhalwat (berdua-duan), bermanja-manja / melembutkan suara bagi perempuan. Padahal dalil-dalil yang melarang aktifitas-aktifitas di atas sudah cukup jelas. Mengenai aktifitas saling bersentuhan, Nabi Muhammad Saw bersabda :
 “Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir 20/210 dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, lihat Ash-Shahihah no. 226)
Ini berarti kepala sesorang yang ditusuk dengan jarum besi saja merupakan hal lebih baik daripada sesorang menyentuh wanita yang bukan mukhrim, lantas bagaimana hukuman bagi orang yang saling bersentuhan (dengan kesengajaan) ? Wallahu a’lam. Yang pasti Nabi Muhammad saw telah memberikan peringatan keras dalam hadits tersebut.
Kemudian disusul dengan aktivitas saling memandang. Al-Qur’an sangat jelas memerintahkan baik laki-laki maupun perempuan untuk saling menundukkan pandangan, dalam Surat An-Nisa ayat 30-31, Allah berfirman :
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.(An-Nissa : 30)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya……” (An-Nissa : 31)


Namun pada kenyataannya, aktivis pacaran tidak akan memperdulikan perintah agung ini.
dalam riwayat lain  Dari Buraidah radliyallaahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
يَا عِلِيُّ، لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ، فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ
Wahai ‘Ali, janganlah kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan. Sesungguhnya bagimu hanyalah pandangan yang pertama, dan bukan yang setelahnya”.
Artinya bahwa pandangan yang pertama adalah pandangan tiba-tiba tanpa kesengajaan, maka adanya pandangan pertama itu diampuni, tanpa dosa. Namun tidak boleh melanjutkan pandangan dengan pandangan yang kedua yang dimaksudkan untuk menikmati, karna melalui pandangan pun akan menjerumuskan pelakunya dalam kategori zina.
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu, dari Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam bahwasannya beliau bersabda :
كُتِبَ عَلَى ابْنِ أدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌُ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
”Telah dituliskan atas Bani Adam bagian dari zina yang pasti ia melakukannya, tidak bisa tidak. Maka,zina kedua mata adalah melihat (yang diharamkan), zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan), zina lisan adalah berkata-kata (yang diharamkan), zina tangan adalah memegang (yang diharamkan), zina kaki adalah melangkah (ke tempat yang diharamkan), hati berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluan membenarkan itu semua atau mendustakannya”.
Jadi, perintah Allah kepada hambanya baik laki-laki maupun permpuan untuk menundukkan pandangan tidak lain adalah untuk menghindari diri dari perbuatan zina sebagaimana telah ditetapkan bahwa zina kedua mata adalah dengan melihat/memandang (yang diharamkan).
Larangan untuk berdua-duaan. Rasulullah saw. bersabda :
“Sungguh tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepi (berduaan) dengan seorang wanita, kecuali yang ketiga dari keduanya adalah syetan.” (HR. at-Tirmidzi)

Hadits ini menegaskan diharamkannya berkhalwat bagi seorang pria dengan wanita asing atau bukan mahramnya. Karena Nabi saw melalui syariat ini menginginkan kita menghindari banyak penyakit sosial dan fisik.
Dalam sebuah penelitian mutakhir, diketahui bahwa ketika laki-laki yang berkhalwat dengan perempuan yang bukan mahrom yang memiliki daya tarik tinggi, itu akan memacu meningkatnya hormon kortisol yang merupakan hormone petanggung jawab terjadinya stress dalam tubuh. Hanya dengan duduknya seorang laki-laki  selama lima menit bersama seorang wanita maka laki-laki akan mengalami kenaikan hormone dengan proporsi tinggi.
Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh, tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah, jika terjadi peningkatan hormon dalam tubuh dan berulang terus menerus proses tersebut, maka hal itu dapat menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan nafsu seksual.
Melembutkan suara (bagi perempuan) juga sering terjadi dalam aktivitas pacaran. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman:
“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al-Ahzab: 32)
Mungkin sebagian kita akan berdalih “ loh, itukan hanya bersuara ? apa salahnya kalau perempuan itu bersuara, fitrahnya perempuan memang dengan kelembutannya !”
Ketahuilah, bahwa suara perempuan merupakan aurat yang dapat menimbulkan fitnah bagi laki-laki. Maka dari itu dalam seni bergaul islam hal ini sangat diperingatkan kepada wanita agar senantiasa berbicara seperlunya kepada lawan jenis, dengan tidak melembutkan suara dan menundukkan pandangan.

Beberapa waktu yang lalu teman saya pernah menyanggah bahwa pacaran tidak selalu identik dengan hal-hal negative, “saya pacaran tapi merujuk pada hal-hal yang positif, nyemangatin belajar, jadi punya temen curhat, ya pokoknya pacaran yang positif lah!”, begitu ucap teman saya.


Kembali pada aspek-aspek pacaran, bagaimana aktivitasnya saya pastikan ketika dua orang yang  saling mempunyai rasa ketertarikan sehingga keduanya memutuskan untuk berpacaran, maka aktivitas-aktivitas yang ada di dalamnya tidak akan terhindar dari hal-hal yang sebelumnya telah saya sebutkan, seperti: saling memandang, saling bersentuhan, berdua-duaan (khalwat), dan melembutkan suara bagi perempuan. Setidaknya kalaupun dua orang yang berpacaran tidak bersentuhan, aktivitas saling memandang dan berkhalwat itu pasti terjadi.

Lantas bagaimana bagi mereka yang berpacaran tapi tidak pernah bertemu sebelumnya, misalnya mereka hanya saling mengenal lewat ponsel, komunikasi yang mereka bangun hanya lewat telepon saja ???

Kendati pun komunikasi hanya melalui telepon, pacaran apapun itu bentuknya tidak akan terhindar dari unsur-unsur zina. Ketika dua orang yang dimabuk cinta saling berkomunikasi, setuju atau tidak,  pihak wanita pasti akan melembutkan suara, dan keduanya akan saling bermanja. Perlu kita ketahui bahwa dengan hanya mendengar suara wanita, itu akan mampu membangkitkan syahwat laki-laki. Maka dari itu adanya larangan untuk melembutkan suara ketika berbicara dengan lawan jenis bukanlah tanpa sebab, tapi larangan itu dibuat agar manusia selamat dari azab Allah yang amat pedih.

Apapun alasan yang dibuat manusia, tetaplah segala sesuatu yang dilarang Allah itu berarti hukumnya haram dan mengandung banyak mudhorot. Ada yang beralasan, “kami berpacaran semata-mata karna ingin saling mengingatkan, dan mengajak kepada kebaikan. Mengingatkan sholat, qiyamul lail bersama, ngaji sama-sama, itukan positif !”

Ya, aktivitasnya memang positif, tapi niatnya sudah berbeda. Rajin sholat karena pacar, rajin ngaji karna pacar, qiyamul lail karna pacar, bukan karna Allah. Lalu kalau sudah putus sama pacar, akankah ibadah ini akan bertahan ?. 95% tentu tidak, ibadah ini lambat laun akan menurun, musnah dan bisa jadi seseorang ini justru akan lebih buruk dari sebelumnya. Ko bisa ? sangat bisa, karna segala sesuatu yang dilakukan bukan karna Dzat yang Maha Kekal, sifatnya tidak kekal. Ia akan pudar sedikit demi sedikit karna merasa kehilangan factor pendorong ibadahnya, lantas dalam kurun waktu tertentu semangat ibadah ini akan hilang sama sekali.


Maka tidak ada alasan bagi seseorang untuk mengatakan bahwa pacaran itu positif. Lalu bagaimana solusi bagi mereka yang berpacaran agar tidak dikategorikan zina ?
Solusinya, ya putusin pacar, dan jangan pacaran lagi. Jika memang sudah siap untuk mempertanggungjawabkan rasa cinta, maka islam memberikan jalan yang paling tepat dan barokah ialah dengan menikah. Jika belum mampu menikah maka perbanyaklah berpuasa. Loh apa hubungannya puasa dengan cinta ?. Nyambung dong! dengan puasa kita mampu mengontrol hawa nafsu, dengan puasa kita akan lebih terjaga dari hal-hal yang berbau maksiat, dengan berpuasa kita akan lebih banyak mengingat Allah. Dan dengan itulah Allah juga akan membantu hamba-Nya yang sungguh-sungguh dalam ketaatan kepada-Nya.

Untuk menjauhkan diri dari dorongan syahwat yang akan menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan, sebenarnya solusinya bukan hanya dengan berpuasa, bisa dengan membiasakan pola hidup sehat, seperti olah raga. Dengan olah raga tubuh akan mampu mengontrol hormon-hormon yang bertanggung jawab terhadap peningkatan syahwat, karna nyatanya meningkatnya syahwat bukan hanya karna dorongan nafsu syaithan tapi juga karna adanya ketidakseimbangan hormone yang terdapat dalam tubuh manusia.

Kemudian disusul dengan memperbanyak dzikrullah, berkumpul dengan orang sholeh, baca qur’an dan maknanya, dan sholat malam. Ko jadi kaya tombo ati ?
Yup.. bener banget, solusi ini emang diambil dari 5 perkara tombo ati, bukan karna ga punya ide lagi buat nulis tapi segala bentuk kemaksiatan pasti berakar pada hati yang berpenyakit.  Rosulullah bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Jadi jelas segala sesuatu yang ada pada diri kita bersumber dari hati, jika hati kita baik maka apa yang kita lakukan adalah hal yang baik, tapi jika hati berpenyakit maka apa yang kita lakukan adalah hal yang buruk. Maka dari itu 5 perkara tombo ati ini sangat berpengaruh untuk perbaikan hati yang akan berimbas pada baiknya seluruh jasad. Wallahu a’lam bishshowab

UKHUWAH

SEKELUMIT KEUTAMAAN SHOLAT


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya dan para pengikutnya.
Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang paling utama setelah syahadat. Di dalam Shalat berbagai macam ibadah terkumpul seperti, dzikrullah, bacaan al qur’an, berdiri, rukuk, sujud di hadapan Allah, berdo’a padaNya, tasbih, takbir dan lainnya. Shalat merupakan induk ibadah badaniyah. Tatkala Allah hendak menurunkan syariat shalat Dia memi’rajkan RasulNya ke langit [Bukhari (349), Muslim (162)], hal ini berbeda dengan syariat-syariat yang lain.
Berikut beberapa point keutamaan sholat dalam islam yang kami sarikan dari artikel “Kedudukan Shalat dalam Islam” karya Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi (link artikel: http://www.islamhouse.com/p/373101 ):
  1. Rukun islam yang paling utama setelah syahadat [HR Bukhari dan Muslim]
  2. Amalan yang pertama kali dihisab di akhirat dan menjadi ukuran kebaikan amalan yang lain. [HR Thabrani, dishahihkan oleh syaikh Albani]
  3. Pembeda antara seorang muslim dan kafir [HR Muslim]
  4. Mencegah dari perbuatan keji dan munkar [QS Al-Ankabut: 45]
  5. Penghapus dosa [HR Bukhari dan Muslim]
  6. Sholat pada waktunya adalah amalan yang paling dicintai oleh Allah [HR Bukhari dan Muslim]
  7. Dst
Semoga bermanfaat, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosulullah serta keluarga dan sahabatnya.

TADABUR ALQUR'AN


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Allah berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujurat: 10)

Dalam ayat ini Allah meng-hashr /menekankan bahwa seolah-olah sifat orang mukmin itu adalah hanya bersaudara (padahal disana banyak sekali sifat kaum muslimin yang lainnya). Hal ini tidak lain menunjukkan bahwa sifat persaudaraan diantara kaum muslimin itu penting dan agung sekali.
Pada ayat yang lain (yang banyak sekali jumlahnya) Allah sering mengandeng ayat ukhuwah dengan sesuatu yang besar seperti perperangan, pembunuhan dll. Diantaranya dalam masalah qishas Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالأُنثَى بِالأُنثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاء إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS Al Baqarah: 178)

Subhanallah! Allah masih mensifati si pembunuh dengan ‘saudara’ bagi keluarga korban yang dibunuh. Padahal kita ketahui bahwa pembunuhan adalah dosa dan masalah yang sangat besar.

Nikmat Ukhuwah, adalah salah satu nikmat yang besar di Surga nanti. Allah melenyapkan dari hati-hati penduduk surga segala hal yang menghalangi nikmat persaudaraan seperti hasad, dendam, suudzan dll. Allah berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ. ادْخُلُوهَا بِسَلاَمٍ آمِنِينَ. َنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).  (Dikatakan kepada mereka): “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman ” . Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.(QS Al Hijr: 45-47)

[Ditulis oleh abu Zakariya Sutrisno (Riyadh, 20 Jan 2013). Terinspirasi tausiah yang disampaiakan oleh Ust Ridwan, Alumni LIPIA dan sekarang ambil S2 King Saud University]

GAMBAR UKHUWAH ISLAMIYYAH 1

GAMBAR UKHUWAH ISLAMIYYAH