"Ammm.. Sejak hari itu, saya akan menjadi lebih baik, lebih baik lagi dan jauh sangat menjadi seseorang yang baik"
Mungkin perdebatan batin itu yang saya buat sendiri dalam hati saya ketika saya memutuskan untuk mengeksekusi keinginan yang sungguh luar biasa sudah memberontak jiwa, Berjilbab.
Mungkin bagi sebagian orang yang lain, jilbab tak ubahnya hanya penutup kepala semata yang di pakai hanya untuk ber-Rea-reo sama teman-teman yang mereka punya. Tapi sekarang abaikan mereka, abaikan semua yang mereka niatkan ketika mereka memakai jilbab -Yang sebenarnya adalah sebuah kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada umatNya yang bernama Wanita-. Biarkan saja mereka menikmati masa-masa dimana mereka akan "bersenang-senang" dengan apa yang mereka miliki sekarang, sebuah kepalsuan.
Saya menemukan banyak keajaiban ketika saya memutuskan untuk mengakhiri "Sodaqoh" saya kepada semua orang dengan mengumbar lengan, kaki, rambut yang tergerai, dada terbuka dan lekuk tubuh yang masih sering terlihat.
Keberanian itu datang begitu saja, keberanian untuk memulai mengakhiri segala gumpalan hati yang semau-mau mereka berdiskusi sendiri atas semua yang sudah jiwa minta, membiarkan semua menjadi sebuah tanda tanya. Saya hanyalah manusia biasa yang juga akan merasakan dan melewati banyak perubahan.
Abaikan mereka yang akan memberimu kata-kata yang tak seharusnya mereka ucapkan, Abaikan mereka yang bilang ini dan itu ketika kamu telah memutuskan untuk mengakhiri sodaqohmu kepada orang lain -tanpa kamu sadari-, dan Abaikan saja mereka yang belum tentu jauh lebih baik darimu.
"Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tentram jiwa padanya dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati. meski orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya" ( HR Muslim )
Pikirkan kembali ketika kamu akan memakai jilbab, catat perbedaan ketika kamu menggunakan jilbab dan ketika kamu masih rela bersodaqoh ria kepada semua orang atas auratmu. Allah selalu memberi jalan terbaik untuk kehidupan umatnya, tapi umatnya terlalu banyak memilih jalan kehidupan yang begitu neko-neko.
Pilihan kehidupan ada padamu, ingin menjalani apa yang tertulis dengan mengikuti Allah sebagai Pencipta dan Pembimbing atau mulai menulis sendiri jalan hidup yang kamu sukai, ".... Jika kamu sudah tak lagi memiliki rasa malu, lakukan saja apa yang kau mau" (HR Bukhari)
Mungkin perdebatan batin itu yang saya buat sendiri dalam hati saya ketika saya memutuskan untuk mengeksekusi keinginan yang sungguh luar biasa sudah memberontak jiwa, Berjilbab.
Mungkin bagi sebagian orang yang lain, jilbab tak ubahnya hanya penutup kepala semata yang di pakai hanya untuk ber-Rea-reo sama teman-teman yang mereka punya. Tapi sekarang abaikan mereka, abaikan semua yang mereka niatkan ketika mereka memakai jilbab -Yang sebenarnya adalah sebuah kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada umatNya yang bernama Wanita-. Biarkan saja mereka menikmati masa-masa dimana mereka akan "bersenang-senang" dengan apa yang mereka miliki sekarang, sebuah kepalsuan.
Saya menemukan banyak keajaiban ketika saya memutuskan untuk mengakhiri "Sodaqoh" saya kepada semua orang dengan mengumbar lengan, kaki, rambut yang tergerai, dada terbuka dan lekuk tubuh yang masih sering terlihat.
Keberanian itu datang begitu saja, keberanian untuk memulai mengakhiri segala gumpalan hati yang semau-mau mereka berdiskusi sendiri atas semua yang sudah jiwa minta, membiarkan semua menjadi sebuah tanda tanya. Saya hanyalah manusia biasa yang juga akan merasakan dan melewati banyak perubahan.
Abaikan mereka yang akan memberimu kata-kata yang tak seharusnya mereka ucapkan, Abaikan mereka yang bilang ini dan itu ketika kamu telah memutuskan untuk mengakhiri sodaqohmu kepada orang lain -tanpa kamu sadari-, dan Abaikan saja mereka yang belum tentu jauh lebih baik darimu.
"Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tentram jiwa padanya dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati. meski orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya" ( HR Muslim )
Pikirkan kembali ketika kamu akan memakai jilbab, catat perbedaan ketika kamu menggunakan jilbab dan ketika kamu masih rela bersodaqoh ria kepada semua orang atas auratmu. Allah selalu memberi jalan terbaik untuk kehidupan umatnya, tapi umatnya terlalu banyak memilih jalan kehidupan yang begitu neko-neko.
Pilihan kehidupan ada padamu, ingin menjalani apa yang tertulis dengan mengikuti Allah sebagai Pencipta dan Pembimbing atau mulai menulis sendiri jalan hidup yang kamu sukai, ".... Jika kamu sudah tak lagi memiliki rasa malu, lakukan saja apa yang kau mau" (HR Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar