Abu Huwaida
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”……… (QS. Al-Baqarah : 120)
Latar Belakang
Setelah Kekalahan musuh-musuh Islam khususnya Nasrani dari umat Islam melalui perang fisik dan senjata (ghazwul askari) seperti pada perang salib dan perang lainnya, maka mereka berfikir mencari jalan lain yang dapat menghancurkan umat Islam. Ghazwul fikri sebagai alternatif yang dipilih sebagai pengganti perang fisik. Ghazwul fikri adalah serangan ke atas pemikiran secara bertubi-tubi yang tersusun secara rapi, dan terencana yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk merubah kepribadian umat Islam agar mengikuti mereka.
Musuh-musuh Islam khususnya Yahudi dan Nasrani senantiasa memerangi umat Islam. Aktivitas ghazwul fikri bertujuan merusak akhlak, menghancur pemikiran, melarutkan pribadi dan menjatuhkan aqidah. Aktivitas ghazwul fikri akan menghasilkan umat yang rusak akhlaknya, pemikirannya kotor, kepribadian yang buruk dan endingnya keluar dari Islam.
Fase Ghazwul Fikri
Sejarah menunjukkan bahwah khilafah Islamiyah pernah berjaya dahulu dan pernah menguasai 2/3 dunia, kemudian semangat umat Islam semakin berkurang seiring dengan merosotnya peranan khilafah sebagai hasil musuh Islam melancarkan ghazwul fikri.
Ghazwul fikri terdiri dari tiga fase yaitu; fase sebelum jatuhnya khilafah, semasa jatuhnya khilafah dan setelah jatuhnya khilafah. Fase sebelum jatuhnya khilafah dengan berbagai aktivitas misalnya orientalis, kristenisasi, dan memutuskan hubungan negeri-negeri dengan khilafah. Manakala pada fase jatuhnya khilafah aktivitas ghazwul fkri adalah memisahkan agama dengan negara, menyebarkan fitnah nasionalisme, menjatuhkan khilafah dan terakhir adalah fase sesudah jatuhnya khilafah musuh Islam melakukan beberapa serangan misalnya perubahan di dalam politik, masyarakat dan akhlak.
Diantara pelaku ghazwul fikri ini adalah orientalist, misionarist, atheis, kaumiyah dan barat. Kerusakan yang didapati diawali dengan sekulerisme di bidang pengajaran, penerangan, perundang-undangan, menegakkan nasionalisme dan kesetaraan gender (feminisme).
- 1. Fase Sebelum Jatuhnya Khilafah
Khilafah Islamiyah merupakan kerajaan Islam di dunia yang mencakupi negara-negara Islam. Khilafah Islamiyah selama berabad-abad telah menguasai dunia dan menjadi ustadziatu alam/soko guru dunia. Pihak kafir dengan kekuatan barat (Kristian) dan kekuatan Timur (Majusi) di bawah kekuasaan Islam. Islam telah menyebar keseluruh dunia termasuk ke negeri Tiongkok. Kejayaan ini kemudian hancur secara bertahap yang kemudian berakhir pada tahun 1924 di bawah khilafah Usmaniyah. Kejayaan ini hancur disebabkan pihak luar yang menyerang melalui ghazwul fikri sehingga kekuatan dalam melemah dan kemudian jatuh dan hilang dari permukaan bumi. Cara yang mereka lakukan untuk menghacurkan Islam adalah ghazwul fikri sebagai alternatif dari kekalahan mereka melalui ghazwul askari/fisik (perang senjata). Di antara usaha ini adalah secara sistematik dan dirancang dengan baik, mereka belajar Islam, ketimuran dan kemudian mereka dikenal dengan orientalist. Orientalist ini senantiasa menjelekkan Islam dengan menggunakan Islam sebagai dalil. Selain itu usaha Kristenisasi digalakkan sehingga mereka yang sudah tidak percaya Islam akan berpindah agama. Orang Islam yang miskin, orang Islam yang lemah ilmu dan akidah menjadi sasaran empuk. Usaha yang cukup berhasil dilakukan oleh pihak musuh pada fase sebelum kejatuhan khilafah Islamiyah adalah memutuskan negeri-negeri dengan khilafah, sehingga ke-aku-an yang ditimbulkan menjadi isu utama di antara negara-negara Islam. Inilah yang semakin melemahkan khilafah Islamiyah dan kemudian satu persatu negara Islam di bawah khilafah Islamiyah telah keluar dari kekehilafahan dan membentuk negara masing-masing. Penjajahan oleh pihak kafir pun dimulai beriringan dengan kejatuhan khilafah Islamiyah. Sejarah membuktikan hampir semua negara Islam dijajah oleh pihak kafir.
- 2. Fase Semasa Jatuhnya Khilafah
Pada saat jatuhnya khilafah Islamiyah diperlancar dengan cara rnenyebarkan faham nasionalisme kepada setiap negara Islam. Kekauman, kesukuan, kebangsaan dimunculkan secara hebat. Usaha menghilangkan peranan khilafah Islamiyah diperlancar dengan memisahkan agama dan kerajaan. Kepercayaan semakin berkurang terhadap peranan khilafah dan juga peranan khilafah tidak lagi kuat bahkan pemberontakan pun mulai terjadi sebagai warna perjalanan sejarah khilafah Islamiyah. Keadaan yang tidak terkendali berlaku pada saat menjelang jatuhnya khilafah Islamiyah. Keadaan menjelang jatuhnya khilafah Islamiyah secara keseluruhan adalah muncul nasionalisme negara di setiap negara Islam, munculnya perpisahan dari agama dari kerajaan, terjadinya huruhara di beberapa tempat dan yang tidak kalah pentingnya adalah usahan pihak kafir yang memperlancar kejatuhan khilafah Islamiyah ini.
- 3. Fasa Setelah Jatuhnya Khilafah
Pihak musuh Islam tidak berhenti usahanya setelah jatuhnya khilafah Islamiyah tetapi ia tetap memperlancar dan menggiatkan usahanya untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya. Usaha-usaha ini beriringan dengan penjajahan-penjajahna terhadap negara Islam. Di antara usaha mereka adalah menjadikan urusan dunia sebagai sesuatu yang terpisah dengan urusan akhirat (sekularisme) seperti di bidang pengajaran, penerangan, perundang-undangan. Selain itu mereka berusaha menegakkan nasionalisme dan melakukan pembebasan wanita. Usaha ini masih sangat dirasakan hingga saat ini, contoh Turki yang mengamalkan nasionalisme di bawah Kamal Attaturk yang tetap disokong oleh pengikutnya hingga saat ini dan mereka setia dan bersedia mati-matian mempertahankan faham sekuler dan faham nasionalisme walaupun terbukti tidak dapat membawa bangsa Turki ke depan bahkan masih selalu tertinggal. Pembebasan wanita merupakan ancaman yang sangat besar terhadap kehidupan keluarga, masyarakat dan negara bahkan melalui pembebasan wanita semakin menjatuhkan kualitas umat Islam misalnya munculnya kerusakan akhlak dan kehancuran masyarakat. Cara-cara yang dilakukan oleh pihak musuh Islam tidaklah kentara tetapi mereka senantiasa membawanya dengan hiasan yang menarik hati dan dapat menarik minat untuk mengikutinya. Keadaan yang juga menjadikan kehancuran Islam dan semakin tidak percaya terhadap kehebatan Islam adalah dengan menggantikan nilai Islam di dalam pelaksanaan undang-undang, pendidikan dan kehiduapan dengan ditukar oleh nilai jahiliyah dari Barat. Dengan kondisi sekarang ini, di mana pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia dilandasi atas azas persamaan dan saling menghormati akan sangat beresiko menghantam Islam secara frontal, oleh sebab itu ghazwul fikri menjadi sarana ampuh untuk menghancurkan umat Islam.
Counter of Hegemony (Sebuah Kesimpulan)
Setelah kita mengetahui sekenario musush=musuh Islam untuk meng-hegemoni pemikiran, lantas apa upaya kita Umat Islam untuk Meng-counter? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
- Membangun lagi kesadaran umat untuk berpegang teguh pada Qur’an & Hadist
- Menanamkan pentingnya pendidikan bagi umat Islam
- Menyatukan seluruh elemen kebangkitan Islam
- Menguasai lembaga-lembaga yang bersinggungan langsung dengan umat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar