1. Kesedaran dan kefahaman yang benar (Al-Wa’yu Wa al-Fahmu Ash-Shahih)
Untuk mencapai darjat istiqamah yang maksima dan berguna, pemahaman terhadap ajaran Islam secara sempurna sangat-sangat diperlukan. Muslim yang memahami ajaran agamanya dengan baik tidak akan bimbang menjalani kehidupan dunia. Ia akan tetap istiqamah menghadapi badai godaan walau sedahsyat mana sekalipun.
2. Memahami dan mengamalkan dua kalimah syahadah dengan baik dan benar
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS Ibrahim : 27)
Qatadah As Sadusi mengatakan :
“Yang dimaksudkan dengan Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan soleh. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir).”
Perkataan seperti Qatadah diriwayatkan dari ramai ulama’ salaf lainnya.
Mengapa Allah teguhkan orang yang beriman di dunia dengan terus beramal soleh dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”?
Jawabannya adalah kerana pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimah syahadah.
Dia tentu memahami makna dua kalimah syahadah dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya serta dia pula tidak melanggar larangan Allah berupa menyekutukanNya dengan selainNya, iaitu dengan lain perkataan ia tidak melakukan syirik.
3. Mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan pengawasanNya (At-Taqarrub Wa al-Muraqabah)
Dua perkara ini sangat penting. Ketika seorang Muslim telah merasa dekat dengan Allah, ke mana pun ia pergi, di mana pun ia berada dan bagaimana pun situasi dan keadaannya, dengan keyakinan penuh ia akan sentiasa merasa diawasi dan dilihat oleh Allah. Dengan begitu, ia tidak lagi berani menyimpang dari jalanNya.
Allah swt berfirman:
"Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepadaNya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS Al-Baqarah : 235)
4. Mujahadah meraih istiqamah
Mujahadah adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah dan melaksanakan seluruh nilai-nilai Islam dalam kehidupan.
"Maka istiqamahlah, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS Hud : 112)
Menurut Ibnu Abbas ra :
Tidak ada suatu ayat pun dalam Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah saw yang lebih berat baginya dari ayat ini.
Berkaitan dengan perihal istiqamah inilah juga yang menjadikan Rasulullah saw keluar uban putih dari kepalanya yang mulia. Baginda sendiri mengaku bahwa :
"Ada satu surah (iaitu surah Hud) yang di dalamnya disebutkan perintah untuk istiqamah."
Dan diriwayatkan dari Al Hasan :
Ketika ayat ini turun, Rasululah saw menjadi sangat serius dan tidak pernah ternampak beliau tertawa.
5. Bergaul bersama orang-orang yang istiqamah
Ini sangat membantu seseorang untuk sentiasa istiqamah di jalan Allah swt. Teman-teman yang soleh akan sentiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan.
Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa perkara yang sangat membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah saw.
Allah swt berfirman :
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kamu menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya pun berada di tengah-tengah kamu? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali ‘Imran : 101)
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al-Kahfi : 28)
Salah satu pesanan dari Salman Al-Farisi ra :
"Perumpamaan dua orang mukmin yang bersahabat adalah seperti dua tangan yang saling membasuh satu sama lain. Tidak sekalipun mereka berdua bertemu, kecuali Allah akan menetapkan bahwa salah satu di antaranya akan memberikan kebaikan bagi kawannya.".
6. Mu’aqabah
Mu’aqabah adalah pemberian hukuman (denda) oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas kecuaian yang dilakukannya.
Firman Allah swt :
“Dan dalam ‘qishash’ itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah : 179)
Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam masalah ketakwaan, muhasabah, mu’aqabah terhadap diri sendiri jika bersalah serta contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika mendapati dirinya lalai atas kewajiban.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Al Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia pulang, maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Solat Asar.
Maka beliau berkata :
“Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah solat Asar! Kini, aku menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang miskin.”
7. Menghayati sirah orang-orang yang istiqamah
Membaca sirah Rasulullah saw, para sahabat dan para ulama’ terdahulu untuk mengambil teladan dari mereka.
Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan Deenul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah swt :
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Huud : 120)
8. Berdoa kepada Allah swt agar Dia sentiasa memberikan kepada kita istiqamah hingga akhir hayat
Jalan yang juga paling penting dalam mewujudkan sikap istiqamah adalah memohon pertolongan Allah dalam segala urusan dan keadaan kerana hanya kepada Allahlah semua urusan kelak akan dikembalikan. Doa adalah senjata umat Islam.
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah saw adalah doa berikut :
“Yaa muqallibal qulub tsabbit qalbi ‘ala diinik ”
ertinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati-hati teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.” (HR Tirmidzi, Ahmad, Hakim, disahihkan oleh Az Zahabi di dalam Shahihul Jami’).
Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan Deenul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah swt :
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Huud : 120)
8. Berdoa kepada Allah swt agar Dia sentiasa memberikan kepada kita istiqamah hingga akhir hayat
Jalan yang juga paling penting dalam mewujudkan sikap istiqamah adalah memohon pertolongan Allah dalam segala urusan dan keadaan kerana hanya kepada Allahlah semua urusan kelak akan dikembalikan. Doa adalah senjata umat Islam.
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah saw adalah doa berikut :
“Yaa muqallibal qulub tsabbit qalbi ‘ala diinik ”
ertinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati-hati teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.” (HR Tirmidzi, Ahmad, Hakim, disahihkan oleh Az Zahabi di dalam Shahihul Jami’).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar